Tertawa Mematikan Hati
Tertawa adalah melahirkan rasa hati, suka, senang, gembira dan lain sebagainya, dengan tertawa yang terkekeh dan jenis tertawa lainnya.
Tertawa ada yang besar, yang biasa kita sebut dengan terbahak-bahak atau dalam bahasa arab disebut dengan qohqohah, dan ada juga tertawa kecil yang biasa disebut dengan tersenyum, atau dalam bahasa arab disebut dengan tabassam.
Terdapat beberapa ayat dalam al-Qur’an yang menyinggung tentang tertawa ini. Satu contoh ketika Nabi Sulaiman as., tertawa kecil saat mendengar rerasan semut:
“Maka dia tersenyum dengan terrtawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdo’a: Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nimat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal sholeh yang Engkau ridloi; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang sholeh” (QS. An Naml: 19).
Di dalam beberapa ayat yang lain, tertawa dipergunakan sebagai kiasan dari ungkapan kegembiraan dan kebahagiaan, yang merupakan kebalikan dari menangis sebagai kiasan rasa keprihatinan dan kesengsaraan. Seperti dalam beberapa ayat berikut ini:
“Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebgai pembalasan dari dari apa yang selalu mereka kerjakan". (QS.9; At Taubah:82).
“Banyak muka pada hari itu berseri-seri,. tertawa dan gembira ria.” (QS.80; ‘Abasa : 38-39).
"Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis?” (QS.53; An Najm :60).
Masih ada lagi tertawa yang bermaksud mengejek dan mengecilkan. Seperti pada beberapa ayat berikut:
“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang (dahulunya) mentertawakan orang-orang yang beriman”. (QS.83; Al Muthoffifin :29).
“Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman mentertawakan orang-orang kafir”. (QS.83; Al Muthoffifin :34).
“Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek merekea, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan alah kamu selalu mentertewakan mereka,”. (QS.23; Al Mukminun :110).
Sahabat Ibnu Abbas pernah berkata: ”Barang siapa berbuat dosa sambil tertawa, maka akan masuk neraka sambil menangis” (Ihya’ Ulumuddin, juz III, hal.125).
Hati adalah sesuatu yang berada dalam diri manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian-pengertian. Hati yang bersifat rohaniyah (bukan hati atau jantung yang merupakan kawan limpa, paru-paru dan sebagainya) inilah yang menentukan manusia memilikinya. Dialah yang beriman, berdzikir dan berkomunikasi dengan Allah swt.
Sabda Rosululloh Saw., "di hati inilah takwa bersemayam dan kepada hati inilah Rosulullah senantisa menyuruh kita untuk meminta nasehat".
Hati yang mati adalah hati yang tidak mampu lagi berfungsi sebagaimana fungsinya hati dan untuk apa ia dicipkan. Hati yang mati adalah hati yang tidak mampu berkomunikasi dengan Allah Swt., sang pencipta. Hati yang mati adalah hati yang tidak mampu memberitahu kita mana yang benar dan mana yang salah mana yang patut dan mana yang tidak patut.
Para ulama sufi mengibaratkan hati seperti kaca, hati bisa juga cemerlang dan bisa juga kusam, bila hati terus digosok dengan mujahadah (membersihkan hati dan senantiasa berdzikir kepada Allah Swt.). dan dapat menjadi kusam dengan terus terkena dosa dan alpa, dilimputi rasa iri dengki dan kebencian.
Terlalu banyak tertawa yang dapat mematikan hati adalah terlalu banyak tertawa yang disebabkan karena adanya perasaan aman. Artinya yang bersangkutan tidak merasa harus waspada dan berhati-hati (bertakwa). Lupa kalau nantinya ada Padang Mahsyar, Hari Perhitungan, siksa neraka dan seterusnya.
Terlalu banyak terwa yang sampai melupakan kematian, alam barzah dan akhirat. Orang yang terlalu banyak tertawa, lambat laun akan semakin merasa aman, dan rasa aman inilah yang cepat atau lambat dikhawatirkan akan dapat menjerumuskannya, rasa aman inilah yang sering kali mambuat seseorang mempersetankan peringatan hatinya sendiri. Hatinya kemudian tak berfungsi dan berkarat, atau disebut dengan hati yang mati.
Demikian sedikit uraian tentang Tertawa Mematikan Hati dari saya semoga barokah. Amiin.
0 comments:
Post a Comment