Sebagian Jama’ah Sholat Jum’at Tertidur Ketika Khutbah Sedang Berlangsung
Diantara berbagai rukun sholat jum’at adalah yang paling esensial adalah, khutbah dapat di dengar oleh 40 (empat puluh) orang jama’ah jum’at yang mengesahkan sholat jum’at, atau 40 orang penduduk setempat yang mustauthin. Namun diberbagai tempat, entah itu perkotaan ataupun pedesaan, sering kali kita menjumpai sebagian jama’ah jum’at tidak memperhatikan atau bahkan malah tidur pada saat khutbah dibacakan, bagaimana kacamata fiqih menyikapi kasus seperti ini?
Dalam menyikapi kejadian seperti ini, ulama berbeda pendapat.
Pendapat pertama :
Tidurnya jama’ah sholat jum’at tidak mempengaruhi sahnya sholat jum’at. Artinya yang menjadi syarat sahnya sholat jum’at adalah wujudnya atau hadirnya jama’ah tersebut, bukan keadaan fisiknya jama’ah, dengan demikian tidur atau tidaknya jama’ah tidak berpengaruh terhadap sahnya sholat jum’at. Jadi meskipun dari 40 orang jama’ah yang hadir tiga diantaranya tidur, sholat jum’atnya tetap sah, ini diasumsikan bahwa tidak mungkin jama’ah yang tidur tadi tidak mendengarkan khutbah sama sekali, pasti ada sebagian khutbah yang didengarnya. Yang penting jama’ah yang hadir tidak kurang dari 40 orang baligh. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Hasyiyah Al Bujairomi Ala Al Khotib juz 2, hal. 201.
Pendapat yang lain :
Tidurnya jama’ah sholat jum’at mempengaruhi sahnya khutbah, apabila khutbahnya tidak sah maka berakibat jama’ah sholat jum’at menjadi tidak sah. Dengan demikian apabila dari 40 orang jama’ah tiga diantaranya tertidut saat khutbah dibacakan, maka jama’ah sholat jum’at tersebut tidak sah, berbeda misalnya jumlah jama’ah ada 45 orang, dan lima diantaranya tertidur, maka jama’ah sholat jum’at sah, karena masih ada 40 orang yang mendengarkan khutbah jum’at . Pandapat ini termaktub dalam kitab Hasyiyah At Thohir.
Terkait dengan mendengarkan khutbah, di pedesaan terkadang kita temui pada saat khotib berkhutbah, jama’ah yang sudah di dalam masjid masih kurang dari 40 orang, namun karena khutbahnya menggunakan pengeras suara, maka jama’ah yang belum sampai di masjidpun, baik yang masih di perjalanan atau masih di rumah sudah mendengar khutbah yang di bacakan khotib, sehingga jika di hitung semua jama’ah yang sudah sampai di masjid ataupun belum, jumlah jama’ah sudah memenuhi 40 orang bahkan lebih. Apakah khutbahnya sah, mengingat waktu khutbah dibacakan jama’ah yang sudah di masjid masih kurang dari 40 orang?.
Pendapat pertama :
Tidurnya jama’ah sholat jum’at tidak mempengaruhi sahnya sholat jum’at. Artinya yang menjadi syarat sahnya sholat jum’at adalah wujudnya atau hadirnya jama’ah tersebut, bukan keadaan fisiknya jama’ah, dengan demikian tidur atau tidaknya jama’ah tidak berpengaruh terhadap sahnya sholat jum’at. Jadi meskipun dari 40 orang jama’ah yang hadir tiga diantaranya tidur, sholat jum’atnya tetap sah, ini diasumsikan bahwa tidak mungkin jama’ah yang tidur tadi tidak mendengarkan khutbah sama sekali, pasti ada sebagian khutbah yang didengarnya. Yang penting jama’ah yang hadir tidak kurang dari 40 orang baligh. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Hasyiyah Al Bujairomi Ala Al Khotib juz 2, hal. 201.
Pendapat yang lain :
Tidurnya jama’ah sholat jum’at mempengaruhi sahnya khutbah, apabila khutbahnya tidak sah maka berakibat jama’ah sholat jum’at menjadi tidak sah. Dengan demikian apabila dari 40 orang jama’ah tiga diantaranya tertidut saat khutbah dibacakan, maka jama’ah sholat jum’at tersebut tidak sah, berbeda misalnya jumlah jama’ah ada 45 orang, dan lima diantaranya tertidur, maka jama’ah sholat jum’at sah, karena masih ada 40 orang yang mendengarkan khutbah jum’at . Pandapat ini termaktub dalam kitab Hasyiyah At Thohir.
Terkait dengan mendengarkan khutbah, di pedesaan terkadang kita temui pada saat khotib berkhutbah, jama’ah yang sudah di dalam masjid masih kurang dari 40 orang, namun karena khutbahnya menggunakan pengeras suara, maka jama’ah yang belum sampai di masjidpun, baik yang masih di perjalanan atau masih di rumah sudah mendengar khutbah yang di bacakan khotib, sehingga jika di hitung semua jama’ah yang sudah sampai di masjid ataupun belum, jumlah jama’ah sudah memenuhi 40 orang bahkan lebih. Apakah khutbahnya sah, mengingat waktu khutbah dibacakan jama’ah yang sudah di masjid masih kurang dari 40 orang?.
Sebagaimana di jelaskan dalam kitab Al Fatawa Al Fiqhiyyah Al Kubro, juz 1; hal. 234, kutbahnya tetap sah, karena maksud dari hadirnya 40 ahli jum’at disini adalah terdengarkannya khutbah jum’at, baik itu didengar jama’ah yang sudah di dalam masjid ataupun yang masih di luar masjid.
Demikian artikel tentang hukum jika Sebagian Jama’ah Sholat Jum’at Tertidur Ketika Khutbah Sedang Berlangsung , mudah-mudahan barokah. Amiin.
KISAH CERITA AYAH SAYA SEMBUH BERKAT BANTUAN ABAH HJ MALIK IBRAHIM
ReplyDeleteAssalamualaikum saya atas nama Rani anak dari bapak Bambang saya ingin berbagi cerita masalah penyakit yang di derita ayah saya, ayah saya sudah 5 tahun menderita penyakit aneh yang tidak masuk akal, bahkan ayah saya tidak aktif kerja selama 5 tahun gara gara penyakit yang di deritanya, singkat cerita suatu hari waktu itu saya bermain di rmh temen saya dan kebetulan saya ada waktu itu di saat proses pengobatan ibu temen saya lewat HP , percaya nda percaya subahana lah di hari itu juga mama temen saya langsung berjalan yang dulu'nya cuma duduk di kursi rodah selama 3 tahun,singkat cerita semua orang yang waktu itu menyaksikan pengobatan bapak kyai hj Malik lewat ponsel, betul betul kaget karena mama temen saya langsung berjalan setelah di sampaikan kepada hj Malik untuk berjalan,subahanallah, dan saya juga memberanikan diri meminta no hp bapak kyai hj malik, dan sesampainya saya di rmh saya juga memberanikan diri untuk menghubungi kyai hj Malik dan menyampaikan penyakit yang di derita ayah saya, dan setelah saya melakukan apa yang di perintahkan sama BPK kyai hj Malik, 1 jam kemudian Alhamdulillah bapak saya juga langsung sembuh dari penyakitnya lewat doa bapak kyai hj Malik kepada Allah subahanallah wataala ,Alhamdulillah berkat bantuan bpk ustad kyai hj Malik sekarang ayah saya sudah sembuh dari penyakit yang di deritanya selama 5 tahun, bagi saudara/i yang mau di bantu penyembuhan masalah penyakit gaib non gaib anda bisa konsultasi langsung kepada bapak kyai hj Malik no hp WA beliau 0823-5240-6469 semoga lewat bantuan beliau anda bisa terbebas dari penyakit anda. Terima kasih