Alur Hidup Sehat Rasulullah SAW
Kita sama-sama mengerti bahwa setiap alur hidup yang sehat, selalu menuntut kita untuk mempolanya sedemikian rupa agar kita dapat memperoleh kehidupan yang berkualitas, baik dari sisi kesehatan maupun sisi lainnya. Hanya dengan alur yang baik dan seimbang, kita bisa mendapatkan kebahagiaan yang sejati. Dalam alur yang sehat ini, seseorang akan mampu melakukan banyak hal yang berarti dalam hidupnya.
Adapun yang dimaksud alur hidup sehat Rasulullah Saw. di sini, merupakan pembahasan yang akan berkaitan dengan beberapa hal yang biasa dilakukan oleh beliau untuk mendapatkan kesehatan serta alur hidup yang mampu mengantarkan seseorang pada kebahagiaan. Kebahagiaan merupakan kebutuhan setiap manusia serta menjadi tujuan setiap orang, baik bahagia di dunia maupun di akhirat.
Abbas Mahmud al-'Aqqod menyatakan bahwa di dalam alur kehidupan Rasulullah Saw., menghimpun semua faktor yang mampu menghantarkan seseorang menjadi sukses, terkenal, dan memiliki kemasyhuran. Sebab, beliau mampu mengondisikan segala sesuatu yang beliau lakukan menjadi sangat berkualitas dengan nilai yang baik, yakni nilai di dunia dan akhirat.
Kita mengenal Rasulullah Saw. sebagai orang yang memiliki jiwa seni yang tinggi, ilmuwan, pekerja yang ulung, serta beliau juga orang yang selalu tekun dan istiqamah dalam beribadah. Semuanya ini tidak akan bisa dilakukan dengan baik olah Rasulullah Saw., jika kondisi fisik dan mental beliau kurang stabil. Sebaliknya, orang yang dalam kondisi fisik dan jiwa yang kurang baik, tidak akan mampu mengantarkan pada titik kesuksesan tertentu. Sebab, salah satu hal mendasar pada setiap kesuksesan ialah perpaduan mental dan fisik yang mendukung.
Oleh karena itu, dalam bab ini, kita akan gali kembali nilai-nilai luhur yang ada pada pribadi Rasulullah Saw. dalam hal alur hidupnya untuk kita terapkan dalam kehidupan agar kita mencapai kebaikan dalam kehidupan. Berikut beberapa hal yang dalam alur hidup beliau:
A. Kerja Keras untuk Mendapatkan Kesehatan yang Sempurna
Dalam setiap tubuh orang yang bekerja keras, organ dan ototnya selalu aktif bekerja penuh dengan keseimbangan. Sementara, bagi mereka yang banyak menghabiskan waktunya hanya untuk berdiam diri, maka setiap persendiannya kaku. Dalam kondisi semacam ini, seseorang mudah terjangkit penyakit, karena organ-organ yang mestinya digerakkan menjadi kaku. Dengan demikian, Rasulullah Saw. memberikan satu hal yang sangat berharga, yakni sikap hidup yang selalu bekerja keras, bukan karena hendak menggapai sesuatu, tetapi mensyukuri anugerah fisik untuk hal yang bermanfaat.
Jika dilihat dari alur hidup Rasulullah Saw., mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, kita mendapatkan sosok yang sangat mengutamakan kerja keras, sehingga
wajar bila beliau merupakan pribadi yang sehat lahir batin, karena tidak ada waktu untuk memikirkan hal-hal yang jelek. Waktu beliau dihabiskan untuk melakukan aktivitas yang bermutu dan bermakna.
Perlu kita ketahui, meskipun Rasulullah Saw. selalu bekerja keras, bukan berarti beliau merupakan sosok yang tamak terhadap sesuatu, apalagi hal yang bersifat materi. Akan tetapi, beliau bekerja keras hanya untuk membuktikan kepada kita bahwa hidup untuk melakukan hal yang bermakna. Inilah pelajaran besar yang menjadi inti dari kesehatan yang beliau dapatkan.
Sementara itu, kita bisa lihat sendiri dalam dunia nyata, pada sebagian kita yang selalu bermalas-malasan, segala hal buruk bisa menimpa kita, bukan hanya penyakit luar yang dapat menghantui kita, namun kita juga bisa terjangkit penyakit mental yang jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik. Sebab, bagi orang-orang yang malas, pikirannya kosong, sehingga ia mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak baik. Begitu juga energi yang tersimpan dalam dirinya, terbuang sia-sia, sehingga tidak mampu melakukan hal yang berarti dalam hidupnya.
Kita juga bisa melihat, dari sebagian besar orang yang sukses, tidak lain karena mereka mempunyai jiwa yang selalu bekerja keras, walaupun ia tidak lulus sekolah yang tinggi dan tidak menyandang gelar apa pun. Mereka bisa menjadi orang sukses karena memiliki etos kerja yang tinggi . Dan, Rasulullah Saw. adalah seorang pekerja yang ulung dan memiliki etos kerja yang tinggi. Hal ini dibuktikan bahwa dalam hidup beliau, tidak bermalas-malasan dan berpangku tangan, ulet dalam bekerja, serta memiliki sikap mandiri. Hal ini pula yang menghantarkan beliau menjadi orang yang sukses.
Sukses yang dimaksud di sini, terutama meraih keberhasilan dalam dakwahnya. Ini bisa diraih karena beliau tidak pernah mundur dan malas untuk berdakwah menyampaikan agama Allah Swt. Beliau pun mampu mendapatkan predikat manusia yang sangat beruntung, baik di dunia maupun akhirat.
B. Tekun Beribadah
Dibutuhkan perjuangan yang kuat untuk bisa sampai pada level kita dikategorikan sebagai seseorang tekun beribadah . Dapat dipastikan bahwa setiap kita ikan menyatakan susah melakukannya dengan baik. Padahal, melakukan ibadah dengan baik, bukan hanya untuk menggugurkan kewajiban, melainkan yang lebih penting kita mendapatkan manfaat, khususnya demi kualitas dan kesuksesan kehidupan kita. Maka, persepsi kita pada hal tersebut harus diubah, dengan menyadari bahwa ibadah yang kita lakukan bisa kita nikmati manfaatnya, khususnya dalam masalah kesehatan.
Adanya unsur jasmani dan ruhani pada manusia, harus ada keterkaitan dan saling berhubungan sangat kuat yang tidak dapat dipisahkan. Sebab, jika salah satu unsur ada yang terganggu, maka keseimbangan di dalam kehidupan kita bisa terganggu. Maka, dalam aktivitas kita sehari-hari, sering kali dihadapkan pada berbagai masalah, mulai dari yang paling kecil hingga yang paling besar, serta rumit dan kompleks, yang dapat menyebabkan gangguan kejiwaan. Oleh karena itu, banyak media-media sebagai sarana solusi untuk mengatasi masalah-masalah dalam kejiwaan.
Dalam dunia modern yang berkembang saat ini, kita mengenal terapi psikologi , dan lain-lainnya. Padahal, kita disediakan sebuah media yang sangat baik untuk mengatasi beberapa gangguan tersebut, yakni ibadah.
Dari sisi psikis, ibadah sangat cocok sebagai mediator dalam meringankan beban kejiwaan serta dapat menenteramkan jiwa. Kita tahu bahwa ibadah sebagai kegiatan-kegiatan ruhani untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Akan tetapi, walaupun ibadah terkesan untuk mendapatkan pahala atau menjalankan kewajiban belaka, kita tidak pernah mencoba memahami ibadah sebagai media problem solving dari setiap hal yang menimpa kita. Padahal, jelas-jelas Rasulullah Saw. telah membuktikan hal itu.
Oleh karena itu, sebisa mungkin kita beribadah untuk mendapatkan relaksasi. Sebab, dalam ibadah kita kerjakan bisa mengembalikan pikiran dan stamina yang sudah terpakai karena kegiatan rutinitas sehari-hari sehingga pikiran menjadi normal kembali dan hati tenang, serta membuat kita lebih bersemangat nenjalankan rutinitas.
Rasulullah Saw. adalah orang yang tidak tertandingi ibadahnya, sampai-sampai Aisyah, istri beliau, nenceritakan bahwa ketika shalat malam, kaki beliau sampai bengkak. Barangkali, kita bertanya, untuk apa Rasulullah Saw. melakukan hal yang demikian? Bukankah beliau telah dijamin hidupnya oleh Allah Swt. di dunia dan akhirat? Namun rupanya, beliau telah sampai pada level bahwa beliau melakukan ibadah ebagai sebuah kenikmatan batin yang tidak tertandingi. Dan, inilah salah satu hal yang menjadikan beliau sebagai manusia yang sangat bermartabat dan sukses dunia dan akhirat.
Kita ambil salah satu contoh ibadah shalat sebagai ibadah yang bisa menjadi media yang sangat efektif intuk meningkatkan kualitas hidup kita. Jika kita melakukan dengan khusyuk, serta mengetahui dan merasakan setiap gerakannya, maka kita bisa mendapatkan kenikmatan yang tidak tertandingi, ipalagi nilai shalat dapat kita praktikkan dalam kehidupan kita, maka akan lebih berkualitas.
Menurut Dr. Sholeh dalam desertasinya yang berjudul "Pengaruh Shalat Tahajjud terhadap Peningkatan Perubahan Response Ketahanan Tubuh Imonologik; Suatu Pendekatan Psiko-Neuroimunologi, seseorang yang rajin shalat dan melakukannya secara rutin, benar, khusyuk, dan ikhlas, niscaya akan terbebas diari infeksi dan kanker. Selama ini, masih menurut Sholeh, shalat hanya dinilai sebagai ibadah yang kurang afektif menjadi media terapi. Padahal, jika dilakukan secara kontinyu, tepat gerakannya, khusyuk, dan ikhlas, secara medis shalat mampu menumbuhkan respons ketahanan tubuh (immunologi) yang bisa memunculkan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi.
Dengan demikian, salah satu alur kehidupan Rasulullah Saw. yang bisa kita cerna dan pelajari adalah ketekunannya dalam hal ibadah. Sebuah ibadah (pengabdian) dengan sendirinya berimplikasi pada kesehatan yang melakukannya. Hal ini tidak bisa dipungkiri, karena pada orang yang secara normal dan baik melakukan ibadah, selalu mampu menumbuhkan hal-hal yang positif dari sisi ruhani yang berdampak pada jasmani. Jadi, bukan hal yang kebetulan jika fisik Rasulullah Saw. sangat kuat dan sehat. Sebab, beliau begitu rajin beribadah, serta penuh keikhlasan dan ketulusan yang sudah sampai pada level kenikmatan batin. Dan, tugas kita ialah harus bisa mencapai hal yang demikian.
C. Irama Biologis Rasulullah Saw. yang Seimbang
Masih ada satu lagi yang siklus kehidupan yang tidak pernah dilewati oleh Rasulullah Saw. dalam rangka mendapatkan kesehatan jasmani, yakni irama biologis yang sangat seimbang . Ternyata, siklus pola makan beliau sangat cocok dengan irama biologis berupa siklus pencernaan tubuh manusia dengan sempurna. Pakar kesehatan modern menyebutnya circadian rhytme (irama biologis).
Kita mesti mengerti bahwa tubuh mempunyai jam biologis yang dapat menyesuaikan dengan lingkungan, seperti panas atau dingin, saat beraktivitas atau tidur, dan lain sebagainya. Dari jam ke jam, kondisi tubuh terus berubah-ubah, termasuk gelombang fisik, yang selalu memiliki keterkaitan dengan emosi kita. Pola kegiatan tubuh selalu berinteraksi dan disesuaikan dengan kekuatan lingkungan alam di sekitar kita. Maka, dengan cara menyesuaikan semua aktivitas dengan jam biologis tersebut, kita dapat memaksimalkan fungsi tubuh. Inilah yang kita sebut sebagai irama biologis ala Rasulullah yang selalu seimbang.
Dengan melihat pada fungsinya, tubuh manusia bisa "disetel" menjadi manusia malam (menjadikan kegiatan dan aktivitas kita waktu malam), atau manusia siang (dengan aktivitas pada waktu siang). Namun, jam biologis manusia sudah mengatur waktu-waktu tertentu yang terbaik untuk setiap aktivitasnya sesuai sunnatullah agar semua bisa berjalan optimal. Ini juga telah sempurna dilaksanakan dan dipraktikkan oleh Rasulullah Saw. Beliau sangat memahami cara memperlakukan jam-jam biologis tersebut. Seolah beliau mempunyai "komunikasi yang harmonis" dengan tubuhnya, sehingga beliau sangat sehat.
Dengan memahami jam biologis yang ada di dalam tubuhnya, Rasulullah Saw. tidak hanya genius dalam membuat tubuh sehat, tetapi secara optimal mampu menjadikannya sesuai dengan fitrah dari Allah Swt. serta mampu menikmati apa pun dalam hidup. Rasulullah Saw. mampu memanfaatkan semua potensi yang ada dalam rangka bersyukur kepada-Nya.
Dalam dunia kedokteran modern, kita mengetahui bahwa pada tubuh manusia terjadi miliaran reaksi kimia yang sangat menakjubkan dan sangat indah. Reaksi yang indah tersebut terjadi karena sebuah keteraturan dan keseimbangan yang berlangsung secara terus-menerus. Bahkan, tidak pernah ada kemacetan atau kekacauan yang mengganggu sebuah proses keseimbangan. Maka, kita harus bisa menyesuaikannya dalam alur dan siklus keseimbangan tersebut. Sebab, jika kita terlambat memahami dan tidak mampu mengondisikan dalam tata siklus yang seimbang, ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan kita.
Oleh karena itu, dengan mengambil contoh dari Rasulullah Saw., kita harus mampu menjaga sistem keteraturan dalam tubuh tersebut. Keteraturan akan tetap berlangsung jika kita secara disiplin menjaga setiap komponennya, baik di tingkat sel, jaringan, serta organ dan sistem organ, dengan cara seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Saw., yakni konsisten setiap saat. Maka, untuk menerapkan kedisiplinan dalam tubuh kita, Allah Swt. telah menyediakan fasilitas berupa susunan tubuh yang semuanya harus digerakkan.
Selain itu, Rasulullah Saw. juga sangat mengedepankan keseimbangan. Kita mendapatkan kenyataan bahwa semua terjadi karena ada alasan yang mendasar, yaitu menjamin adanya keteraturan dan keseimbangan dalam tubuh beliau. Sehingga, semua yang terjadi dapat berjalan secara praktis dan dinamis. Dengan mempertimbangkan siklus jam biologis tersebut, kita bisa meningkatkan produktivitas. Kita tahu bahwa Rasulullah Saw. merupakan kreator dalam segala hal.
Dalam hal ini, cara Rasulullah Saw. mengonsumsi makanan, pemilihan menu, serta tata cara dan waktunya, sangat pas dengan pola dan siklus jam biologis manusia. Sebab, setinggi apa pun gizi yang kita konsumsi, tetapi tidak pas pola konsumsinya serta tidak teratur, maka tetap akan berdampak buruk terhadap kesehatan kita. Sehingga, sangat beralasan jika dalam sebuah riwayat hadits yang shahih, dijelaskan bahwa Rasulullah Saw. sanggup membawa beban yang sangat berat dengan tubuh beliau, padahal seharusnya membutuhkan dua atau tiga orang untuk mengangkut beban tersebut.
Selain itu, kita mendapatkan fakta yang sangat luar biasa, bahwa pada saat Kaisar Romawi mengirimkan bantuan dokter ke Madinah untuk mengobati kaum muslimin, ternyata selama setahun, dokter tersebut kesulitan menemukan orang yang sakit. Dalam kegelisahan, dokter tersebut bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang rahasia kaum muslimin yang sangat jarang mengalami sakit. Kemudian, beliau bersabda:
"Kami adalah kaum yang tidak makan, kecuali sudah betul-betul lapar dan apabila makan, kami berhenti sebelum kekenyangan " (HR. Muslim)
Demikian uraian tentang Alur Hidup Sehat Rasulullah SAW semoga kitak dapat memetik pelajaran darinya. Amiin.
0 comments:
Post a Comment