Home » » Hadits Abad Keempat Sampai Sekarang

Hadits Abad Keempat Sampai Sekarang

Written By telaah santri on Tuesday, June 2, 2015 | 7:08 PM

Hadits Abad Keempat Sampai Sekarang

Hadits Abad Ke-4 Sampai Ke-7 Hingga Sekarang

Hadits pada Abad Ke-4 Sampai Ke-7 Hijriah (Masa Pemeliharaan, Penertiban, Penambahan, dan Penghimpunannya)

1. Periwayatan Hadits pada Periode ini
Periode ini dimulai pada masa Khalifah Al-Muqtadir sampai Khalifah Al-Mu'tashim. Meskipun pada periode ini kekuasaan Islam mulai melemah dan bahkan mengalami keruntuhan pada pertengahan abad ke-7 Hijriah akibat serangan Hulagu Khan, cucu dari Jengis Khan, kegiatan para Ulama Hadits dalam rangka memelihara dan mengembangkan Hadits tetap berlangsung sebagaimana pada periode-periode sebelumnya. Hanya saja Hadits-Hadits yang dihimpun pada periode ini tidaklah sebanyak yang dihimpun pada periode-periode sebelumnya. Kitab-kitab Hadits yang dihimpun pada periode ini adalah:
1. Al-Shahih oleh Ibnu Khuzaimah (313 H),
2. Al-Anwar wa al-Taqsim oleh Ibn Hibban (354 H),
3. Al-Musnad oleh Abu Awanah (316 H),
4. Al-Muntaqa oleh Ibn Jarud,
5. Al-Mukhtarah oleh Muhammad ibn Abd al-Wahid al- Maqdisi.

Setelah lahirnya karya-karya di atas, maka kegiatan para Ulama berikutnya pada umumnya adalah merujuk kepada karya-karya yang telah ada dengan bentuk kegiatan seperti mempelajari, menghafal, memeriksa, dan menyelidiki sanad-sanadnya. Juga menyusun kitab-kitab baru dengan tujuan memelihara, menertibkan, dan menghimpun semua sanad dan matan yang saling berhubungan serta yang telah termuat secara terpisah dalam kitab-kitab yang telah ada tersebut.

2. Bentuk Penyusunan Kitab Hadits pada Periode Ini
Para Ulama Hadits periode ini memperkenalkan sistem baru dalam penyusunan Hadits, yaitu:
a. Kitab Athraf
Di dalam kitab ini penyusunnya hanya menyebutkan sebagian dari matan Hadits tertentu kemudian menjelaskan seluruh sanad dari matan itu, baik sanad yang berasal dari kitab Hadits yang dikutip matannya ataupun dari kitab-kitab lainnya. Contoh dari kitab jenis ini adalah:
  1. Athraf al-Shahihaini, oleh Ibrahim al-Dimasyqi (w. 400 H),
  2. Athraf al-Shahihaini, oleh Abu Muhammad Khalaf ibn Muhammad al-Wasithi (w. 401 H),
  3. Athraf al-Sunan al-Arba'ah, oleh Ibn Asakir al- Dimasyqi (w. 571 H),
  4. Athraf al-Kutub al-Sittah, oleh Muhammad ibn Thahir al-Maqdisi (507 H).

b. Kitab Mustakhraj
Kitab ini memuat matan Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari atau Muslim, atau keduanya, atau lainnya, dan selanjutnya penyusun kitab ini meriwayatkan matan Hadits tersebut dengan sanad-nya sendiri. Contoh kitab ini adalah:

  1. Mustakhraj Shahih Bukhari, oleh Jurjani.
  2. Mustakhraj Shahih Muslim, oleh Abu Awanah (316 H),
  3. Mustakhraj Bukhari-Muslim, oleh Abu Bakar ibn Abdan al-Sirazi (w. 388 H).
Kitab ini menghimpun Hadits-Hadits yang memiliki syarat-syarat Bukhari dan Muslim atau yang memiliki salah satu syarat dari keduanya. Contohnya adalah:

  1. Al-Mustadrak, oleh Al-Hakim (321-405 H),
  2. Al-Rzamat, oleh Al-Daraquthni (306-385 H).

d. Kitab Jami'
Kitab ini menghimpun Hadits-Hadits yang termuat dalam kitab-kitab yang telah ada, yaitu seperti: 
Yang menghimpun Hadits-Hadits Shahih Bukhari dan Muslim:

  1. Al-Jami' bayn al-Shahihaini, oleh Ibn al-Furat (Ibn Muhammad/w. 414 H),
  2. Al-Jami' Bayn al-Shahihaini, oleh Muhammad ibn Nashr al-Humaidi (488H),
  3. Al-Jami'Bayn al-Shahihaini, oleh Al-Baghawi (516 H).
Yang menghimpun Hadits-Hadits dari Al-Kutub al-Sittah:

  1. Tajrid al-Shihah, oleh Razim Mu'awiyah, yang disem¬purnakan oleh Ibn al-Atsir al-Jazari dalam kitab Al- Jami' al-Ushul li Ahadits al-Rasul,
  2. Al-Jamioleh Ibn Kharrat (582 H).
Yang menghimpun Hadits-Hadits Nabi dari berbagai kitab Hadits:

  1. Mashabih al-Sunnah, oleh Al-Baghawi (516 H), dan selanjutnya disaring oleh Al-Khathib al-Tabrizi dengan judul Misykat al-Mashabih,
  2. Jami' al-Masanid tua al-Alqab, oleh Abd al-Rahman ibn Ali al-Jauzi (597 H). Kitab ini selanjutnya ditertibkan oleh Al-Thabari (964 H),
  3. Bahr al-Asanid, oleh Al-Hasan ibn Ahmad al- Samarqandi (491 H).
  4. Selain kitab-kitab di atas yang termasuk ke dalam Kitab Jami', dijumpai juga jenis kitab yang menghimpun Hadits-Hadits mengenai masalah-masalah tertentu dari kitab-kitab Hadits yang ada, seperti:
Yang menghimpun Hadits-Hadits Ahkam:

  1. Muntaqa al-Akhbar f al-Ahkam, oleh Majd al-Din Abd al-Salam ibn 'Abd Allah (652 H),
  2. Al-Sunnah al-Kubra, oleh Al-Baihaqi (458 H),
  3. Al-Ahkam al-Shughra, oleh Ibn Kharrat (582 H).

Hadits pada Pertengahan Abad ke-7 Hijriah Sampai Sekarang (Masa Pensyarahan, Penghimpunan, Pentakhrijan, dan Pembahasannya)

1. Kegiatan Periwayatan Hadits pada Periode Ini
Periode ini dimulai sejak Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad ditaklukkan oleh tentara Tartar (656 H/ 1258 M), yang kemudian Kekhalifahan Abbasiyah tersebut dihidupkan kembali oleh Dinasti Mamluk dari Mesir setelah mereka berhasil menghancurkan bangsa Mongol tersebut. Pembaiatan khalifah oleh Dinasti Mamluk hanyalah sekadar simbol saja agar daerah-daerah Islam yang lain dapat mengakui Mesir sebagai pusat pemerintahan Islam, dan selanjutnya mengakui Dinasti Mamluk sebagai penguasa Dunia Islam. Akan tetapi, pada permulaan abad ke-8 H, Utsman Kajuk mendirikan kerajaan di Turki di atas puing-puing peninggalan Bani Saljuk di Asia Tengah, sehingga bersama-sama dengan keturunannya Utsman berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil yang ada di sekitarnya dan selanjutnya membangun Daulah Utsmaniyah yang berpusat di Turki. Dengan berhasilnya mereka menaklukkan Konstantinopel dan Mesir serta meruntuhkan Khilafah Abbasiyah, maka berpindahlah pusat kekuasaan Islam dari Mesir ke Konstantinopel. Pada abad ke-13 H (awal abad ke-19 M), Mesir, dengan dipimpin oleh Muhammad Ali, mulai bangkit untuk mengembalikan kejayaan Mesir masa silam. Namun, Eropa yang dimotori oleh Inggris dan Prancis semakin bertambah kuat dan berkeinginan besar untuk menguasai dunia. Mereka secara bertahap mulai menguasai daerah-daerah Islam, sehingga pada abad ke-19 M sampai awal abad ke-20 M hampir seluruh wilayah Islam dijajah oleh bangsa Eropa. Kebangkitan kembali umat Islam baru dimulai pada pertengahan abad ke-20 M.

Sejalan dengan keadaan dan kondisi daerah-daerah Islam di atas, maka kegiatan periwayatan Hadits pada periode ini lebih banyak dilakukan dengan cara ijazah dan mukatabah. Ijazah adalah pemberian izin dari seorang guru kepada muridnya untuk meriwayatkan Hadits-Hadits yang berasal dari guru tersebut, baik yang tertulis ataupun yang bersifat hafalan. Sedangkan mukatabah adalah pemberian catatan Hadits dari seorang guru kepada orang lain (muridnya), baik catatan tersebut ditulis oleh guru itu sendiri atau yang didiktekannya kepada muridnya. (Lihat M. Syuhudi Ismail. Pengantar Ilmu Hadits, h. 125).

Sedikit sekali dari Ulama Hadits periode ini yang melakukan periwayatan Hadits secara hafalan sebagaimana yang dilakukan oleh Ulama mutaqaddimin. Di antara mereka yang sedikit itu adalah:

  1. Al-Iraqi (w. 806 H /1404 M). Dia berhasil mendiktekan Hadits secara hafalan kepada 400 majelis sejak tahun 796 H /1394 M, dan juga menulis beberapa kitab Hadits.
  2. Ibn Hajar al-Asqalani (w. 852 H/1448 M), seorang penghafal Hadits yang tiada tandingannya pada masanya.
  3. Dia telah mendiktekan Hadits kepada 1.000 majelis dan menulis sejumlah kitab yang berkaitan dengan Hadits.
  4. Al-Sakhawi (w. 902 H/ 1497 M), murid Ibn Hajar, yang telah mendiktekan Hadits kepada 1.000 majelis dan menulis sejumlah kitab.

Pada periode ini, umumnya para Ulama Hadits mempelajari kitab-kitab Hadits yang telah ada, dan selanjutnya mengembangkannya atau meringkasnya sehingga menghasilkan jenis karya sebagai berikut:

Kitab Syarah
Yaitu, jenis kitab yang memuat uraian dan penjelasan kandungan Hadits dari kitab tertentu dan hubungannya dengan dalil-dalil lain yang bersumber dari Al Qur'an, Hadits, ataupun kaidah-kaidah syara' lainnya. Di antara contohnya adalah:

  1. Fath al-Bari, oleh Ibn Hajar al-Asqalani, yaitu syarah kitab Shahih Al-Bukhari,
  2. Al-Minhaj, oleh Al-Nawawi, yang mensyarahkan kitab Shahih Muslim,
  3. 'Aun al-Ma'bud, oleh Syams al-Haq al-Azhim al- Abadi, syarah Sunan Abu Dawud.
Kitab Mukhtashar
Yaitu, kitab yang berisi ringkasan dari suatu kitab Hadits, seperti Mukhtashar Shahih Muslim, oleh Muhammad Fu'ad 'Abd al-Baqi.

Kitab Zawa'id
Yaitu, kitab yang menghimpun Hadits-Hadits dari kitab-kitab tertentu yang tidak dimuat oleh kitab tertentu lainnya. Di antara contohnya adalah Zawa'id al-Sunan al-Kubra, oleh Al-Bushiri, yang memuat Hadits-Hadits riwayat al-Baihaqi yang tidak termuat dalam Al-Kutub al-Sittah.

Kitab Penunjuk Hadits (kode indeks)
Yaitu, kitab yang berisi petunjuk-petunjuk praktis untuk mempermudah mencari matan Hadits pada kitab-kitab tertentu. Contohnya, Miftah Kunuz al-Sunnah, oleh A.J. Wensinck, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh M. Fu'ad Abd al-Baqi.

Kitab Takhrij
Yaitu, kitab yang menjelaskan tempat- tempat pengambilan Hadits-Hadits yang dimuat dalam kitab tertentu dan menjelaskan kualitasnya. Contohnya adalah, Takhrij Ahadits al-Ihya', oleh Al-Iraqi. Kitab ini mentakhrij Hadits-Hadits yang terdapat di dalam kitab Ihya9 'Ulum al-Din karya Imam Al-Ghazali.

Kitab Jami'
Yaitu, kitab yang menghimpun Hadits-Hadits dari beberapa kitab Hadits tertentu, seperti Al-Lu'lu'wa al-Marjan, karya Muhammad Fu'ad al-Baqi. Kitab ini menghimpun Hadits-Hadits Bukhari dan Muslim.

Terakhir kitab yang membahas masalah tertentu, seperti masalah hukum. Contohnya, Bulugh al-Maram min Adillah al-Ahkam oleh Ibn Hajar al-Asqalani dan Koleksi Hadits- Hadits Hukum oleh T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy (Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah Perkembangan Hadits, h. 116-122).

Demikian uraian tentang keadaan Hadits Abad Keempat Sampai Sekarang mudah-mudahan bermanfaat. Amiin.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

 
Support : Privacy Policy | Disclaimer
Copyright © 2013. kajian islam - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger