Home » » Ancaman Penyakit Hati

Ancaman Penyakit Hati

Written By telaah santri on Saturday, May 30, 2015 | 11:19 PM

Ancaman Penyakit Hati

Ancaman Penyakit Hati

Berikut beberapa penyakit yang sangat membahayakan bagi kita semua, serta hubungannya dengan timbulnya penyakit jasmani:

A. Iri dan Dengki
Iri dan dengki salah satu penyakit yang bisa membuat hati setiap orang tidak pernah merasa tenang. Bagi orang yang demikian, kebahagiaan dan kesenangan seolah hanya menjadi miliknya, dan tidak boleh ada orang lain yang mendapatkan kesenangan berupa apa pun. Sebab, jika hal itu terjadi, maka dapat membuatnya merasa hidup tidak aman dan ada yang menyaingi. Pada kondisi semacam itu, keinginannya selalu diliputi oleh kecemasan yang berujung pada depresi, sehingga menimbulkan benih penyakit yang parah.

Secara sederhana, sifat penyakit iri adalah perasaan cemburu terhadap kebaikan, kesenangan, dan kebahagiaan yang didapatkan oleh orang lain dan ingin agar kebaikan tersebut beralih kepada dirinya. Maka, seseorang yang selalu "panas" oleh keadaan lingkungannya, baik berasal dari sebuah keberuntungan atau sebaliknya merupakan hati yang diliputi oleh penyakit iri. Bahkan, orang yang terjangkit penyakit ini, akan merasa senang jika orang di sekitarnya jatuh dan terpuruk, atau mendapatkan kesengsaraan. Kemudian, jangan harapkan orang tersebut melakukan kebaikan dan kemanfaatan bagi orang lain, karena dalam hatinya bersembunyi penyakit batin berupa iri.

Selanjutnya, sifat iri ini dapat berdampak pada kondisi jiwa yang resah setiap saat, serta tidak akan pernah mendapat kebahagiaan dan ketenangan. Dalam kondisi semacam ini, seluruh organ saraf dalam dirinya tegang dan tidak bisa rileks, lebih-lebih jika lingkungannya dalam kondisi yang terpuruk. Akibatnya, organ saraf yang tegang itu menyebabkan semua organ tidak mampu bekerja sempurna, bahkan mempersempit aliran darah. Bila setiap organ tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka hanya menunggu waktu untuk terjangkit penyakit jasmani, misalnya berupa tekanan darah tinggi, depresi, dan lain sebagainya.

Dengan demikian, orang yang terjangkit penyakit iri, telah membuat penyakit dalam dirinya sendiri, sehingga pada akhirnya ia sendiri yang menderita dengan berbagai gangguan penyakit jasmani akibat penyakit batin berupa iri ini.

Sementara itu, penyakit selanjutnya berupa dengki, yakni sebuah kondisi perasaan tidak suka terhadap orang lain. Bila orang lain memperoleh kebaikan, ia merasa susah, namun ketika orang lain mengalami kesusahan, ia justru merasa senang. Penyakit ini juga tidak kalah menyengsarakan bagi penderitanya, yang berujung pada penderitaan yang berkepanjangan.

Jika penyakit iri berupa kecemburuan yang membuat orang gelisah, maka dengki cenderung menjadi sebuah sifat yang tidak terima dengan apa pun yang diterima oleh lingkungannya. Baginya, kebahagiaan dan keberuntungan hanyalah miliknya belaka, tidak ada orang lain yang boleh mengambilnya, serta dapat membuat depresi yang berat dalam dirinya jika ia tahu ada orang lain mendapatkan kebahagiaan.

Penyakit hati yang bernama munafik ini tidak hanya merusak individu, tetapi mampu merusak tatanan masyarakat dan menyebar sebagai sebuah penyakit yang sangat membahayakan. Ini merupakan penyakit yang telah menjadi musuh Islam sejak dulu. Sebab, dengan penyakit ini, segala sesuatu bisa porak-poranda.

Jika seseorang datang kepada kita, kemudian dengan lemah lembut ia menyatakan hasratnya untuk berbuat baik, hingga kita percaya bahwa ia akan kebaikannya, padahal dalam diri seseorang tersebut hendak melakukan keburukan kepada kita, berarti kita telah terkena salah satu dampak dari sifat munafik .

Penyakit munafik selalu membuat banyak korban dalam setiap tindakan dan perbuatannya. Sebab, setiap orang akan ditipu dengan tindakan, perkataan, dan segala sifatnya. Seseorang yang terjangkit penyakit ini, tidak bisa dipercaya, dan jika diberikan kepercayaan cenderung mengkhianatinya.

Lalu, apa dampak yang bagi orang yang terjangkit penyakit munafik? Hal ini tidak dapat didiagnosis menggunakan pendekatan kedokteran. Dokter tidak akan dapat membaca dan menganalisis penyakit munafik ini. Akan tetapi, mereka semakin hari semakin menderita dengan penyakit yang dibuat tumbuh dalam dirinya.

Oleh karena itu, orang yang terkena penyakit munafik telah membuat ruang diri dan sosialnya tertutup dan terbatas, karena sifat dan beberapa kecurangan yang ia buat. Tidak ada lagi orang bisa memberikan kepercayaan, dan jika seseorang telah kehilangan kepercayaan dalam hidup, berarti ia sudah memutus segala pintu, termasuk pintu rezekinya sendiri.

Dalam kondisi semacam ini, label dan cap yang diberikan setiap orang kepadanya berupa "yang curang" atau "yang munafik" bisa memberikan guncangan dan ancaman serius pada jiwanya. Akibatnya, ia rentan dengan berbagai macam penyakit fisik.

Dengan demikian, seseorang yang menyimpan penyakit munafik dalam dirinya, berarti ia telah menyimpan potensi tertutup dan terputusnya hubungan sosial, serta bisa mendatangkan kerugian yang luar biasa dalam segala sisi, baik dari sisi pergaulan, persaudaraan, dan lain sebagainya. Maka, sekecil apa pun benih yang tumbuh dalam diri kita dari penyakit ini, sebaiknya kita kendalikan sebelum menjadi korban dari penyakit yang kita buat itu.

C. Riya'
Riya' merupakan musuh dari sifat ikhlas. Riya' adalah melakukan perbuatan karena ingin dipuji dan lain sebagainya. Penyakit ini dapat menghapus segala amalan kebaikan. Riya ialah berbuat kebaikan/ibadah dengan maksud pamer kepada manusia agar orang mengira dan memujinya sebagai orang yang baik atau gemar beribadah, seperti shalat, puasa, shadaqah, dan sebagainya.

Sifat yang bahaya dari riya ialah melakukan apa pun tanpa ada unsur kejujuran dan ketulusan, sehingga ia menjadi orang yang tersiksa oleh sikapnya sendiri hanya karena ingin dicap sebagai orang shalih. Padahal, ia melakukan semua itu hanya untuk mendapatkan pujian dari orang lain.

Dalam sebuah keterangan, Imam Ghazali pernah mengumpamakan orang yang riya sebagai orang yang malas ketika ia hanya berdua dengan rajanya. Namun, ketika ada budak sang raja hadir, baru ia bekerja dan berbuat baik untuk mendapat pujian dari budak-budak tersebut.

Demikian juga orang yang mempunyai penyakit riya dalam beribadah. Ketika hanya berdua dengan Allah Swt., ia malas dan cenderung enggan beribadah. Tetapi, ketika ada manusia yang tidak lebih dari hamba/budak Allah Swt. maka ia jadi rajin shalat, bershadaqah, dan .ain sebagainya untuk mendapat pujian para budak.

Sifat riya itu merupakan penyakit hati yang oisa membelenggu seseorang dalam kehidupannya karena setiap saat selalu diburu oleh kebohongan yang :a buat sendiri. Ia akan merasa tersiksa oleh ketidakjujuran yang dibuat dan ibadah hanya sebagai bagian dari pencitraan diri yang baik. Padahal, yang sebenarnya, ia orang yang sama sekali tidak pernah memosisikan diri sebagai hamba Allah Swt.

Hal lain yang sangat berbahaya dari sifat riya' atau pamer , adalah ada kecenderungan menyepelekan Allah Swt. Sebab, semua yang dilakukan dalam ibadah dan perbuatan baiknya, tidak untuk-Nya. Padahal, segala yang kita lakukan harus dengan tulus sebagai bentuk kelemahan kita kepada-Nya, sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak untuk mendapatkan pujian orang lain karena ibadah hanya untuk Allah Swt.

D. Takabur atau Sombong
Takabur atau sombong adalah menganggap bahwa dirinya lebih baik daripada orang lain. Bagaimana dampak sombong dan takabur dalam kehidupan kita? Tentunya, sangat jelas bahwa bagi orang yang sombong, yang menganggap bahwa mereka yang paling hebat, padahal sehebat apa pun dia, tetap mempunyai sisi kekurangan dan keterbatasan sebagai dasar sifat alamiah manusia.

Dalam setiap kondisi apa pun, orang yang sombong selalu merasa terjajah oleh orang lain, serta merasa dirinya tidak tenang dan cenderung menyepelekan orang lain di sekitarnya, sehingga menimbulkan banyak masalah. Bahkan, ia tidak akan pernah menyadari kekuasaan Allah Swt. Yang Maha Besar. Ketika suatu saat keberuntungan tidak memihak lagi kepadanya, ia akan merasa frustrasi dan tidak bisa menggunakan akal sehatnya dalam setiap perbuatannya, dan inilah penyakit yang lebih berbahaya daripada penyakit fisik apa pun.

Hanya kepada Allah-lah kita senantiasa memohon petunjuk agar di jauhkan dari sifat-sifat tersebut. Dan hati kita yang paling dalamlah pemberi nasehat yang paling jujur. Demikian semoga bermanfaat. Amiiin.

Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

 
Support : Privacy Policy | Disclaimer
Copyright © 2013. kajian islam - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger