Home » » Nuzulul Quran

Nuzulul Quran

Written By telaah santri on Sunday, May 10, 2015 | 6:00 PM

nuzulul qur'an

Nuzulul Qur'an

Nuzulul Qur'an adalah waktu turunnya Al-Qur'an. Allah SWT menurunkan Al-Qur'an pada malam Lailatul Qadar. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Qadr. Dalam Surat Al-Baqoroh ayat 185 Alloh SWT berfirman; "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadlan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil".

Namun Nuzulul Qur'an sering diperingati pada tanggal 17 Ramadhan, dengan mengadakan pengajian atau tabligh akbar, bukan pada malam Lailatul Qadar. Hal ini didasarkan pada pendapat yang menyatakan bahwa pada tanggal tersebut Rasulullah SAW pada umur 41 tahun mendapatkan wahyu pertama kali. Yaitu surat Al-'alaq ayat 1-5 ketika beliau berkhalwat (menyendiri) di gua Hira, Jabal Nur.

Nuzulul Qur'an yang diperingati oleh umat Islam dimaksudkan sebagai peringatan turunnya Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW, yakni ayat 1-5, Surat Al- ' Alaq. Mengenai bagaimana Al Qur'an diturunkan dari Lauh Mahfuzh, maka menurut pendapat yang terpercaya adalah : Al Qur'an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam Lailatul Qodr, kemudian diturunkan dengan cara berangsur- angsur sepanjang kehidupan Nabi SAW setelah beliau diutus, diterima di Mekah dan Madinah. Para ulama banyak yang mengatakan bahwa pendapat inilah yang paling benar berdasarkan suatu riwayat dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas.

Peringatan terhadap turunnya Al-Qur'an diwujudkan oleh masyarakat dalam berbagai acara, ada yang mengadakan pengajian umum, ada yang merayakannya dengan pertunjukan pentas seri, semisal qasidah, nasyid dan lainnya, dan tidak jarang pula yang memperingatinya dengan mengadakan pesta makan-makan.

Lantas bagaimanakah cara SAW, sahabatnya dan juga ulama' terdahulu memperingati kejadian ini..?. Abdullah bin Abbas r.a. berkata:
"Dahulu Malaikat Jibril senantiasa menjumpai Rasulullah SAW pada setiap malam Ramadhan, dan selanjutnya dia membaca Al Qur an bersamanya". (HR. Bukhari)

Demikianlah, Nabi SAW bermudarasah atau membaca Al Qur'an bersama Malaikat Jibril 'alaihissalam di luar shalat. Dan beliau masih merasa perlu untuk membaca Al Qur'an dalam shalatnya. Rasulullah SAW memperingati turunnya Al-Qur'an pada bulan Ramadhan, membaca penuh dengan menghayati maknanya. Tidak hanya berhenti pada mudarasah, beliau juga banyak membaca Al-Qur'an pada saat menjalankan shalat sampai- sampai pada satu raka'at saja beliau membaca surat Al-Baqarah, Ali Imran dan An Nisa' atau sebanyak 5 juz lebih.

Inilah yang dilakukan Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan, dan inilah cara beliau memperingati turunnya Al-Qur'an. Tidak ada pesta makan-makan, apalagi pentas seni, nyanyi-nyanyi, sandiwara atau tari-tarian.

Memperingati peristiwa turunnya Al-Qur'an dengan pesta, makan-makan dll. bukanlah cara orang-orang shaleh yang muttaqin. Tetapi yang dilakukan oleh para ulama' terdahulu pada bulan Ramadhan adalah mereka menggiatkan membaca Al- Qur'an, membaca dan membaca lagi. Apalagi di bulan Ramadhan yang juga adalah bulan Al-Qur'an.

Begitulah generasi Qur'ani mencintai Al-Qur'an, mereka tidak pernah merayakan peristiwa Nuzulul Qur'an, tetapi shalatnya membaca ratusan ayat Al-Qur'an, sementara kita sebaliknya. Karena mereka begitu memahami arti dari Ramadhan, bulan Al-Qur'an, dan begitu kuatnya dalam mencintai Al-Qur'an, maka bila bulan Ramadhan tiba mereka mengkhususkan diri untuk membaca Al-Qur'an seperti yang dilakukan oleh Imam Az-Zuhri dan Sufyan Ats-Tsauri. Sehingga dalam satu bulan khatam Al-Qur'an berpuluh puluh kali. Imam Qatadah umpamanya, di luar Ramadhan khatam setiap tujuh hari, di dalam Ramadhan khatam setiap tiga hari, dan di sepuluh hari terakhir khatam setiap hari. Sementara Imam Syafi'i di luar Ramadhan setiap hari khatam sekali, dan di dalam Ramadhan setiap hari khatam dua kali. Itu semua di luar shalat.

Ulama Ahlus Sunnah tidak pernah merayakan Nuzulul Qur'an, namun setiap hari khatam Al-Qur'an, ada yang sekali dan ada yang dua kali. Sementara kita, sebulan Ramadhan jika khatam sekali saja maka sudah puas dan gembira. Hanya rahmat dan maghfirah dari Allah-lah yang kita nantikan. Betapa sering kita membaca, mendengar ayat- ayat Al Qur'an, akan tetapi semua itu seakan tidak meninggalkan bekas sedikitpun. Hati terasa kaku dan keras, sekeras bebatuan. Iman tak kunjung bertambah, bahkan senantiasa terkikis oleh kemaksiatan. Dan kehidupan kita begitu jauh dari dzikir kepada Allah.

Orang-orang seperti merekalah (ulama generasi qur'ani) yang dimaksudkan oleh firman Allah Ta'ala:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rejeki yang Kami berikan kepada mereka, Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar- benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rejeki (nikmat) yang mulia". (QS. Al Anfaal: 2 - 4)

Kita memang sulit meniru apa yang dilakukan oleh para ulama terdahulu, itu sangat jauh dari kemampuan kita, tetapi setidaknya kita berusaha semaksimal mungkin untuk itu. Semoga Allah senantiasa memberi kekuatan kepada kita agar bisa meneladani jejak mereka dan terlebih lagi bisa menyikapi dengan bijak setiap peristiwa peringatan nuzulul quran yang dilakukan oleh para generasi sekarang.

Demikian uraian tentang nuzulul quran semoga bermanfaat. Amiin.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

 
Support : Privacy Policy | Disclaimer
Copyright © 2013. kajian islam - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger