Home » » Keutamaan Bulan Sya'ban

Keutamaan Bulan Sya'ban

Written By telaah santri on Tuesday, May 5, 2015 | 9:55 PM

Keutamaan Bulan Sya'ban

Ibadah sunnah dalam bulan Sya'ban yang mempunyai dasar yang kuat menurut para ulama adalah ibadah puasa. 'Aisyah RA meriwayatkan, bahwa Rosululloh SAW menjalankan puasa Ramadlan secara penuh. Dan setelah Ramadlan, Rosululloh paling sering menjalankan puasa di bulan Sya'ban. Syaikh Abi Zakaria Al-Anshori dalam kitab As-Syarqowi mengatakan, menjalankan puasa dalam bulan Sya'ban hukumnya sunnah muakkad. Dalam Hadits riwayat Imam Baihaqi disebutkan;

Sya'ban adalah bulan diantara Bulan Rajab dan Ramadlan, banyak orang yang melupakannya, (padahal) dalam bulan itu semua amalnya hamba disampaikan kepada Alloh, saya lebih senang jika amal saya disampaikan kepada Allah ketika saya sedang puasa”.

Imam Bukhori & Muslim memberitakan, telah berkata 'Aisyah RA : "(Di bulan Sya'ban) Rosululloh SAW berpuasa sehingga aku beranggapan beliau tidak pernah berbuka, dan beliau (di bulan Sya'ban) tidak berpuasa sehingga aku beranggapan beliau tidak pernah berpuasa. Aku tak pernah melihat beliau berpuasa penuh satu bulan kecuali bulan Ramadlan, dan aku tak pernah melihat beliau lebih sering berpuasa daripada bulan Sya'ban".

Bagi siapapun yang telah melaksanakan ibadah puasa di bulan Sya’ban tentunya mendapatkan hikmah dari apa yang telah ia kerjakan. Beberapa hikmah puasa Sya'ban adalah sebagai berikut:
  1. Bulan Sya'ban adalah bulan tempat manusia lalai. Karena mereka sudah terhanyut dengan istimewanya bulan Rajab (yang termasuk bulan Haram) dan juga menanti bulan sesudahnya yaitu bulan Ramadhan. Tatkala manusia lalai, inilah keutamaan melakukan amalan puasa ketika itu. Sebagaimana seseorang yang berdzikir di tempat orang-orang yang sedang lalai dari mengingat Allah, seperti ketika di pasar, maka dzikir ketika itu adalah amalan yang sangat istimewa.
  2. Puasa di bulan Sya'ban menjadi latihan atau pemanasan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Jika seseorang sudah terbiasa berpuasa sebelum puasa Ramadhan, tentu dia akan lebih kuat dan lebih bersemangat untuk melakukan puasa wajib di bulan Ramadhan.


Sedangkan menjalankan puasa sunnah setelah nishfu Sya'ban tanpa alasan yang diperbolehkan syara' hukumnya tidak boleh (haram). Dalam Hadits riwayat Abu Dawud Rosulullah SAW bersabda :
"Jika sampai pertengahan bulan Sya'ban, maka janganlah berpuasa".

Dalam kitab Hasyiah as Syarqowi disebutkan, berpuasa setelah Nishfu Sya'ban, misalnya hari ke 16, 17, atau 18 ...dst hukumnya haram, kecuali:
  1. Bersambung dengan hari sebelum Nishfu Sya'ban.
  2. Bertepatan dengan kebiasaan (adat).
  3. Sebab nadzar atau kafarot.
  4. Sebab qodlo' puasa fardlu.


Tidak boleh puasa yaumu syak (hari yang diragukan) yang terjadi di akhir bulan Sya’ban, yaitu hari yang diragukan apakah termasuk Ramadhan atau bukan (masih Sya’ban), karena disebabkan adanya kabar tentang telah dilihatnya hilal Ramadhan tetapi kabar tersebut ditolak atau tidak ditetapkan.

Demikian uraian tentang keutamaan bulan Sya’ban semoga bermanfaat. Amiin.
Share this article :

1 comments:

Popular Posts

 
Support : Privacy Policy | Disclaimer
Copyright © 2013. kajian islam - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger