Home » » Sejarah Penghimpunan Hadits

Sejarah Penghimpunan Hadits

Written By telaah santri on Thursday, May 14, 2015 | 4:58 AM

Sejarah dan Periodisasi penghimpunan Hadits mengalami masa yang lebih panjang dibandingkan dengan yang dialami oleh Al-Qur'an, yang hanya memerlukan waktu relatif lebih pendek, yaitu sekitar 15 tahun saja. Penghimpunan dan pengkodifikasian Hadits memerlukan waktu sekitar tiga abad.

Yang dimaksud dengan Periodisasi penghimpunan Hadits di sini adalah: "fase-fase yang telah ditempuh dan dialami dalam sejarah pembinaan dan perkembangan Hadits, sejak Rasulullah SAW masih hidup sampai terwujudnya kitab-kitab yang dapat disaksikan dewasa ini." (Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadits (Bandung: Angkasa, 1991), h. 69; T.M. Hasbi Ash- Shiddieqy, Sejarah Perkembangan Hadits (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h. 14.)

Para Ulama dan ahli Hadits, secara bervariasi membagi periodisasi penghimpunan dan pengkodifikasian Hadits tersebut berdasarkan perbedaan pengelompokan data sejarah yang mereka miliki serta tujuan yang hendak mereka capai.

Mohammad Mustafa Azami, yang secara garis besar hanya berkonsentrasi pada pengumpulan dan penulisan Hadits pada abad pertama dan kedua Hijriah, yang dinamainya dengan Pre-Classical "Hadith" Literature (masa sebelum puncak kematangan pengkodifikasian Hadits), membagi periodisasi penghimpunan Hadits menjadi empat fase,( M.M. Azmi, Studies in Early Hadith Literature (Indianapolis, Indiana: American Trust Pub- lications, 1978), h. 28-182.) yaitu:

1. Fase pengumpulan dan penulisan Hadits oleh para Sahabat
Pada fase ini tercatat sebanyak 50 orang Sahabat yang menuliskan Hadits yang mereka terima dari Rasul SAW. Di antara Sahabat yang menuliskan Hadits Rasul SAW tersebut adalah Abu Ayyub al-Anshari (w. 52 H), Abu Bakar al-Shiddiq, khalifah pertama (w. 13 H), Abu Sa'id al-Khudri (w. 74 H), Abd Allah ibn Abbas (w. 68 H), Abd Allah ibn Amr ibn al-Ash (w. 63 H), Abd Allah ibn Mas'ud (w. 32 H), Abd Allah ibn TJmar ibn al-Khaththab ( w. 74 H), dan lain-lain.

2. Fase pengumpulan dan penulisan Hadits oleh para Tabi'in di abad pertama Hijriah
Azami mencatat sejumlah 49 Tabi'in pada fase ini yang mencatat dan menuliskan Hadits Rasul SAW. Di antara mereka adalah 'Abran ibn Utsman (w. 105 H), 'Abd al- Rahman ibn 'Abd Allah ibn Mas'ud (w. 79 H), Umar ibn 'Abd al-'Aziz (w. 101 H), TJrwah ibn al-Zubair (w. 93 H), dan lain-lain.

3. Fase pengumpulan dan penulisan Hadits pada akhir abad pertama Hijriah dan awal abad kedua Hijriah
Pada fase ini tercatat sejumlah 87 orang Tabi'in dan Tabi'it Tabi'in yang mempunyai koleksi dan tulisan tentang Hadits Nabi SAW, seperti 'Abd al-'Aziz ibn Sa'id ibn Sa'd ibn Ubadah (w. 110 H), Ali ibn 'Abd Allah ibn 'Abbas (w. 117 H), 'Amr ibn Dinar al-Makki (w. 126 H), Hisyam ibn Urwah (w. 146 H), Muhammad ibn Muslim ibn Syihab al-Zuhri (w. 124 H), dan lain-lain.

4.Fase pengumpulan dan penulisan Hadits pada abad kedua Hijriah
Pada fase ini terdapat sejumlah 251 orang ulama yang menghimpun dan menuliskan Hadits. Di antara yang menuliskan Hadits tersebut adalah Aban ibn Abu 'Ayyasy (w. 138 H), 'Abd Allah ibn Lahiyah (w. 174 H), 'Abd al-Rahman ibn 'Amr al-Auza'i (w. 158 H), Malik ibn Anas (w. 179 H), Nu'man ibn Tsabit, Al-Imam Abu Hanifah (w. 150 H) dan lain-lain.

Demikianlah empat fase pengumpulan dan penulisan Hadits versi Mohammad Mustafa Azami. Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahwa Azami di dalam bukunya yang berasal dari disertasi doktornya tersebut, hanya berkonsentrasi pada sejarah penulisan Hadits pada abad pertama dan kedua Hijriah. Hal tersebut adalah karena tesis utamanya dimaksudkan untuk merespons pendapat para orientalis, seperti Joseph Schacht yang mengklaim bahwa Hadits baru-ditulis menjelang atau awal abad kedua Hijriah.

Berbeda dengan Azami, Hasbi Ash-Shiddieqy cenderung mengikuti periodisasi perkembangan Hadits sebagaimana yang dianut oleh sebagian besar para ahli sejarah Hadits, yang membaginya menjadi tujuh periode, yaitu:

Periode pertama adalah masa turun wahyu dan pembentukan masyarakat Islam ('ashr al-wahy wa al-takwin), yaitu semenjak Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul sampai wafatnya.

Periode kedua adalah masa kehati-hatian dan penyedikitan riwayat ('ashr al-tatsabbut wa al-iqlal min al-riwayah), yang dimulai dari awal pemerintahan Khalifah Abu Bakar sampai kepada akhir pemerintahan Khalifah Ali ibn Abi Thalib.

Periode ketiga adalah masa penyebaran riwayat ke daerah-daerah ('ashr intisyar al-riwayat ila al-amshar). Periode ini dimulai dari awal Dinasti Umayah sampai akhir abad pertama Hijriah.

Periode keempat adalah masa penulisan dan pengkodifikasian Hadits ('ashr al-kitabat wa al-tadwin). Masanya dimulai dari awal abad kedua Hijriah sampai akhir abad kedua Hijriah.

Periode kelima adalah masa pemurnian, pen-tashih-an dan penyempurnaan ('ashr al-tajrid tua al-tashhih tua al-tanqih). Periode ini dimulai dari awal abad ketiga Hijriah sampai akhir abad ketiga Hijriah.

Periode keenam adalah pemeliharaan, penertiban, penambahan, dan penghimpunan ('ashr al-tahdzib tua al-tartib tua al-istidrak tua al-jama'). Masanya dimulai dari abad keempat Hijriah sampai masa jatuhnya kota Baghdad pada tahun 656 H.

Periode ketujuh adalah masa pensyarahan, penghimpunan, pen-takhrij-an, dan pembahasan dari berbagai tambahan ('ashr al-syarh tua al-jam' tua al-takhrij tua al-bahts 'an al- dzawa'id), yang masanya berawal dari tahun 656 H sampai masa sekarang. (Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah Perkembangan Hadits, h. 14-15).

Demikian uraian tentang sejarah dan periodisasi pengumpulan hadits , semoga bermanfaat. Amiin.

Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

 
Support : Privacy Policy | Disclaimer
Copyright © 2013. kajian islam - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger