Home » » Kapan Lailatul Qadar

Kapan Lailatul Qadar

Written By telaah santri on Monday, May 11, 2015 | 2:04 AM

lailatul qadar

Kapan Lailatul Qadar

Dibalik tersembunyinya sesuatu, terdapat banyak hikmah yang amat besar. Bukankah sesuatu yang tersembunyi itu membuat kita penasaran, dan ingin sekali mengetahuinya?. Allah SWT menyembunyikan nama-Nya yang ter-Agung, agar manusia mengagungkan semua Asma' Al Husna. Allah SWT menyembunyikan ridha-Nya, agar manusia lebih berusaha mencapai ketaatan. Allah SWT menyembunyikan murka-Nya, agar manusia berusaha menghindari semua larangan-Nya. Allah SWT menyembunyikan para wali-Nya, agar manusia memuliakan semua ulama. Allah SWT menyembunyikan terkabulnya do'a, agar manusia terus berusaha mencapai do'a yang mustajab. Allah SWT menyembunyikan jodoh, agar kita selalu menjaga kehormatan. Begitu juga dengan disembunyikan-Nya Lailatul Qadar, agar umat Islam berusaha mencarinya dengan menghidupkan seluruh malam-malamnya Ramadhan.

Allah merahasiakan kapankankah malam lailatul qadar itu, sebagaimana Allah juga merahasiakan saa'atul ijaabah (waktu terkabulnya do'a) dalam hari Jum'at. Dalam Surat Al-Qodr Allah SWT menjelaskan:
"Sesungguhnya telah kami turunkan Al-Qur'an pada malam Qadar (malam mulia). Tahukah engkau, apakah malam Qadar itu.?. Malam Qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Turun Malaikat dan Ruh (Jibril) pada malam itu dengan izin Tuhan mereka untuk mengatur tiap-tiap urusan. Selamatlah malam itu hingga terbit fajar".

Kalimat "Al-Qadar" mempunyai tiga arti, yaitu :
1.  Penetapan dan pengaturan.
Sehingga Lailatul Qadar difahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia.

2.  Kemuliaan.
Malam tersebut adalah malam mulia, tiada bandingannya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Qur'an serta ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih.

3.  Sempit.
Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi. Seperti yang ditegaskan dalam Al-Qur'an : "(Pada malam itu) turun malaikat-malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhan mereka untuk mengatur tiap-tiap urusan".

Menurut sebagian pendapat, disebut lailatul qadar (malam seribu bulan) karena pada malam itu Allah Ta'ala mentakdirkan ajal, rizki dan apa yang terjadi selama satu tahun dari aturan-aturan Allah ta'ala. Hal ini sebagaimana Allah SWT:
"Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah" 
(QS. Ad-Dukhan : 4)

Menurut pendapat lain, disebut malam Lailatul Qadar karena malam tersebut memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT. Allah ta'ala menyebutnya sebagai malam yang berkah, sebagaimana firman-Nya;
"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesunggunhnya Kami-lah yang memberi peringatan". 
(QS. Ad Dukhan : 3)

Ibnu Abbas RA berkata, bahwa Allah SWT telah menurunkan Al-Qur'an secara keseluruhan dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah dari langit dunia pada malam lailatul qadar,  kemudian diturunkan secara berpisah dan berperingkat selama 23 tahun kepada Nabi SAW.

Amalan di malam yang barakah ini menyamai pahala amal seribu bulan yang tidak ada Lailatul Qadar-nya. Seribu bulan sama dengan 83 tahun lebih 4 bulan. Hal ini menunjukkan keutamaan malam yang besar ini. Oleh karenanya Nabi SAW berusaha mencari malam Lailatul Qadar. Beliau bersabda : " Barang siapa shalat di malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, maka dia akan diampuni dosanya yang telah lampau ataupun yang akan datang ".

Allah ta'ala juga mengabarkan bahwa pada malam itu para malaikat dan malaikat Jibril turun ke bumi. Hal ini juga menunjukkan betapa besar dan pentingnya malam ini, karena turunnya malaikat tidak terjadi kecuali untuk perkara yang besar. Allah ta'ala mensifati malam itu dengan firman-Nya. "Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar". (QS.Al Qadr: 5)

Allah ta'ala mensifati malam tersebut dengan malam keselamatan. Ini menunjukkan kemuliaan, kebaikan, dan keberkahannya. Orang yang terhalangi dari kebaikan malam itu berarti terhalangi dari kebaikan yang sangat banyak.

Inilah keutamaan-keutamaan yang besar pada malam barakah ini, akan tetapi, Allah  menyembunyikan Lailatul Qadar di bulan Ramadhan agar seorang muslim bersungguh-sungguh mencarinya selama satu bulan penuh. Sehingga amalnya semakin banyak, dan dengan itu ia menggabungkan antara banyaknya amal di seluruh malam-malam Ramadhan dan amal yang bertepatan dengan malam Lailatul Qadar dengan segala keutamaan, kemuliaan dan pahalanya. Sehingga dia mengumpulkan dua kebaikan sekaligus.

Ringkasnya, bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang besar (agung) dan berkah. Juga merupakan nikmat dari Allah ta'ala yang mendatangi seorang muslim di bulan Ramadhan. Maka jika dia diberi taufik untuk memanfaatkannya dalam kebaikan, ia akan mendapatkan pahala yang besar dan kebaikan yang banyak yang sangat dia butuhkan.

Ulama salaf mencoba memberikan gambaran yang lebih konkrit tentang waktunya malam lailatul qadar, dan apa saja tanda-tanda bahwa malam itu malam lailatul qadar. Dalam satu tahun, malam lailatul qadar terdapat dalam bulan Ramadlan, dari 30 hari bulan Ramadlan menurut sebagian besar ulama, terdapat dalam sepuluh hari terahirnya Ramadlan. Dan dari sepuluh hari terahir dari bulan Ramadlan terjadi pada malam yang ganjil. Terdapat riwayat dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada malam 21, malam 23, malam 25, malam 27, atau malam 29 bulan Ramadhan. Beliau SAW
mengatakan : "Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Al-Bukhari)

Menurut sebagian Ulama Syafi'iyah, dari malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir, yang lebih memungkinkan terjadinya malam lailatul qadar adalah malam ke 21 dan malam ke 23.

Ciri malam lailatul qadar atau tanda-tanda yang mengindikasikan bahwa malam tersebut merupakan malam lailatul qadar adalah suasana pada malam tersebut tidak panas, tidak dingin, tidak ada mega (mendung), tidak ada hujan, tidak ada angin yang berhembus dengan cepat, tidak ada bintang jatuh dan pada pagi harinya matahari bersinar redup (tidak bersinar dengan terang).
Rasulullah SAW bersabda : 
"Pagi hari dari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tanpa sinar, seperti bejana dari tembaga sampai tinggi." (HR. Muslim).

"Lailatul Qadar adalah malam yang tenang, cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari terbit di pagi harinya lemah dan berwarna merah." (HR. Ibnu Khuzaimah, dan Al- Bazzar)

Hidupkanlah Lailatul Qadar dengan sholat, membaca Al- Qur'an, dzikir, istighfar dan berdo'a, sejak terbenamnya matahari sehingga terbit fajar. Dan hidupkan Ramadhan dengan sholat tarawih di dalamnya. Di dalam hadist sahih diriwayatkan, Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa yang sholat Isya' berjamaah, seolah-olah ia berqiam (qiyamul lail) di separuh malam, dan barangsiapa yang solat subuh berjamaah, seolah-olah ia sholat disepanjang malam tersebut". (HR. Ahmad, Muslim).

Pada malam Al-Qadar sangat dianjurkan untuk memperbanyak do'a, lebih-lebih doa malam lailatul qadar yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, sebagaimana terdapat dalam hadits dari Aisyah radhiyallahu 'anha. Beliau  berkata:
Katakan padaku wahai Rasulallah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya..?". Beliau menjawab, "Katakanlah : Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anni' (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku). (.HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Selain itu, dianjurkan untuk mengikut sertakan anak, istri dan keluarga yang lain dalam menghidupkan malam 1.000 bulan ini. 'Aisyah RA berkata, "Apabila Nabi SAW memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima'), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya." (HR. Bukhari)

Bagi wanita yang sedang berhalangan (haidl, nifas dst) tetap dianjurkan untuk menghidupkan malam lailatul qadar dengan berdzikir, dengan memperbanyak bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (laa ilaha illallah), tahmid (alhamdulillah) dan dzikir lainnya, memperbanyak istighfar, memperbanyak do'a dan lain-lain.
Ada sebuah hikayat, ada seorang majusi (penyembah matahari) melihat anaknya tidak tahu diri, dalam bulan Ramadhan makan di pasar, lalu ia menghajarnya dengan pukulan, katanya : "Kenapa kamu tidak tahu diri dalam bulan Ramadhan, yang seharusnya engkau pandai menghormati umat Islam yang tengah berpuasa?". Ahirnya, orang majusi itu meninggal dunia, dan pada suatu malam seorang 'alim mimpi bertemu dengannya, ia berada di ranjang indah di sorga, ketika ditanya : "Anda kan orang Majusi, kenapa di tempat ini?".
Jawabnya : "Betul, semula memang aku orang Majusi, tetapi menjelang maut tiba, tersentuh hatiku untuk memeluk Islam, saat itu aku mendengar seruan di atasku : "Hai para malaikatKu, jangan biarkan ia mati tersesat dengan agama majusinya, angkatlah dia menjadi seorang muslim terhormat, sebab ia telah menghormati bulan suci Ramadhan".

Demikian sekilas uraian tentang kapan lalatul qadar turun. Moga bermanfaat. Amiin.


Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

 
Support : Privacy Policy | Disclaimer
Copyright © 2013. kajian islam - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger