Laki Laki Memakai Cincin Emas
Sebenarnya ini bukanlah masalah baru, akan tetapi tidak sedikit di kalanagan kita yang belum tahu masalah yang sebenarnya atau dengan kata lain “ikut-ikutan” saja. Memang benar, bahwa menurut kesepakatan para ulama laki-laki tidak diperkenankan memakai perhiasan, termasuk cincin dari emas. (Baca Ensiklopedi ‘Ijma’; hal. 194)
Rasulullah Saw. pernah bersabda:
“Diharamkan penggunaan sutera dan emas bagi laki-laki dari umatku, dan dihalalkan bagi perempuan-perempuan mereka.”
Hadis dari Abu Musa diriwayatkn oleh Imam Ahmad, An-Nasai dan At-Turmudzi. Menurut Imam At-Turmudzi Hadis ini sahih.
Dari sumber lain, menurut ijmak ulama, haram bagi para lelaki memakai perhiasan emas; baik dalam hal ini, sincin ataupun lainnya. Apa yang diriwayatkan seseorang menganai diperbolehkannya cincin emas, atau kemakruhannya saja, adalah tidak benar sebab, bertentangan dengan ijmak sebelumnya atas keharamannya. (Al-Majmu’ jilid 4 hal. 331).
Mengenai acara tukar cincin/tunangan, saya sendiri kurang tahu dari mana asal-usul tradisi ini, memang ada hadis yang menyebut-nyebut tentang cincin, tapi konteksnya lain, yaitu masalah maskawin. Kepada seseorang sahabat yang kebetualan miskin dan akan kawin. Sabda beliau:
“Usahakan cincin meskipun dari besi!” (Muttafaq ‘Alaih)
Di dalam kitab-kitab fikih, hadis ini digunakan untuk memperkuat perlunya adanya maskawin dalam perkawinan. Tetapi memang banyak tradisi yang tahu-tahu kita ikuti dan kita lakukan tanpa jelas kita ketahui dari mana berasal. Sering kita berpedoman kepada apa yang kita rasa sebagai “umumnya” saja. Umumnya orang lain begini, kita begini, umumnya orang lain begitu, kita begitu. Seolah-olah untuk mengetahui atau menentukan baik-buruk, benar-salah, pantas-tidak pantas, kita tidak mempunyai pedoman sendiri. Padahal sebagai warga negara kita punya Pancasila, sebagai muslim kita punya Islam.
Islam tidak menentang tradisi, kebiasaan atau budaya dari manapun, selama tidak bertentangan dengan pedoman yang di gariskan oleh agama Islam.
Di sinilah kita diuji, kita yang masih kalah dalam banyak hal di zaman ilmu pengetahun yang teknologi midern ini. Apakah kita akan bersikap dewasa dan modern dengan memilah-milah mana yang boleh dan patut untuk kita, dan mana yang tidak, ataukah kita bersikap kerdil dan terbelakang dengan membiarkan diri kita larut total, terseret pada apa yang menjadi “umumnya” saja?. Apakah kita dalam keadaan apapun, akan tetap patuh pada ajaran Allah ataukah ajaran Allah karena “keadaan” kita rekayasa agar “patuh” kepada kita?.
Sampai disini kiranya tak lagi manjadi penting, apakah yang di pakai laki-laki muslim itu cincin emas, perak, perunggu atau bahkan cincin besi. Karena bagi kita ada yang lebih penting lagi, yaitu sejauh manakah kita menghormati ajaran Islam kita sendiri.
Demikian sedikit coretan tentang Laki Laki Memakai Cincin Emas dari saya, semoga barokah. Amiin.
0 comments:
Post a Comment